[Puisi] Kubebaskan Tuan dari Belenggu Pengharapan
Kubebaskan Tuan dari Belenggu Pengharapan
hanaranur
(Disarankan untuk sambil mendengarkan lagu berjudul "Suffocate" by Hayd--kendati panjang karya ini memang tidak sebanding dengan lama lagunya).
***
1/
Mungkin selama ini,
lebam-lebam yang kudapat bersumber dari rintihan Tuan yang tidak tersampaikan;
yang cuma terpendam, dengan terpaksanya. Sebab—lagi-lagi hanya kemungkinan—Tuan
tidak punya kuasa memberi kekontrasan antara ucapan milikku dan milik Tuan yang
tertahan di kerongkongan.
2/
Semesta beserta
gemerlapnya seolah bersembunyi di balik retina milik Tuan; mereka nyaman
tinggal di sana? Tuan kerap menarik kedua sudut bibir dan memantik euforia.
Tidak heran nama Tuan terkenal di mana-mana. Bahkan di kertasku, nama Tuan
satu-satunya tulisan paling hitam, paling tebal.
3/
Tuan adalah tokoh utama
dalam skenario yang kutulis, tetapi tindakanku tidak tahu adab.
Harapan-harapanku membelenggu Tuan. Aku tidak pernah berniat menyadari itu hingga
sekarat mengetuk pintu.
4/
Aku tidak mau mengoleksi
bilur lebih banyak lagi, jadi kulepaskan belenggu pengharapanku terhadap Tuan.
First being published: March 4th, 2023
First draft: December 6th, 2023
Nara's Note:
Aku selalu senang ketika ada yang mengulas apa-apa yang kutulis, baik mengutarakan pendapat atau menyampaikan interpretasi sendiri terkait tulisan-tulisan yang kupublikasikan. Jadi, untuk tulisan yang satu ini, apa yang terlintas di pikiranmu? Beri tahu aku!

Komentar
Posting Komentar