RENUNGAN ISLAMI - BAGIMU WANITA YANG BERUSAHA MENUTUP AURAT, JANGAN MENYERAH KARENA HUJATAN

 
Assalammu'alaikum...
   Pada kesempatan kali ini, saya hanya ingin mencoba men-sharing pengalaman dan men-sharing pendapat. Apabila terdapat kesalahan, saya mohon maaf. Semoga bermanfaat.




    Apakah anda sering menerima hujatan/hinaan? Jika iya, nasib anda tidak berbeda jauh dengan saya. Kita adalah manusia biasa bukan? Yang tentunya dapat merasakan rasa sedih, marah, bahkan kecewa.
    Jangan anggap kehidupan saya lebih baik dari anda. Kita tengah berjuang di dalam permasalahan yang tak berbeda. Apalah daya, sayapun adalah manusia biasa yang apabila di beri hujatan merasa begitu tertekan. Dihujat tidak menyenangkan sama sekali. Dan jika terdapat seseorang yang berpendapat bahwa dihujat itu menyenangkan, perlu dipertanyakan kondisi perasaannya. Mungkin, orang yang berkata demikian memiliki perasaan yang 'hebat'.

SAYA JUGA PERNAH DIHUJAT

     Saya tau betul bagaimana pahitnya dilempari hujatan. Bisa dikatakan bahwa kehidupan saya tidak lepas dari hal tersebut. Dan mungkin andapun seperti demikian. 
    Setahun lalu, cara berjilbab saya belum baik bahkan jauh dari kata baik. Walau berjilbab, rambut saya masih berkibaran. (Atau lebih sering disebut dengan jilbab poni/jipon). Tidak terbersit dalam fikiran saya bahwa itu salah, saya hanya merasa bahwa cara berjilbab saya sudah benar. (Astaghfirullah)
    Dan saat kelas 3 SMP, salah satu Guru yang kebetulan seorang perempuan mengajar di kelas. Beliau sangat baik, sholehah, dan caranya dalam menutup aurat sangat mengagumkan. 
     Begitu terkejutnya beliau ketika melihat kami (khususnya murid wanita).Ekspresi kecewanya terpancar dengan jelas. Saya ingat betul, beliau pernah berkata "Astaghfirullah! Apakah kalian tidak menyadari bahwa rambut kalian terlihat seperti itu? Tujuan pemakaian jilbab adalah untuk menutup aurat (rambut). Lalu apa gunanya kalian berjilbab namun aurat (rambut) masih berkibar?"
    Perkataan beliau tersebut sangat mengena. Saya sadar. Dan atas izin Allah, keesokan harinya saya mencoba memakai ciput (daleman jilbab).
    Berbagai permasalahanpun mulai muncul. Hujatan halus menerpa. Bahkan ada yang berkata "so suci", " so alim", dan berbagai hinaan lainnya. Betapa perihnya perkataan saya saat itu. Niat saya hanya ingin memperbaiki cara berjilbab yang salah. Bila disandingkan dengan kata suci, saya sangat malu. Itu terlalu jauh bagi saya. Karena sesungguhnya saya hanya manusia berlumuran dosa.

     Dan yang dapat saya ambil dari kejadian memilukan tersebut adalah bahwa "Berjilbab dengan baik bukan berarti seseorang SUDAH taat, bukan! Justru berjilbab dengan baik (sesuai dengan syari'at Islam) merupakan LANGKAH AWAL untuk menjadi taat."



LALU, APAKAH ANDA SERING MENERIMA HUJATAN KARENA PENAMPILAN?

     Aurat perempuan bagi yang bukan mahromnya adalah seluruh badan. Ingat! SELURUH BADAN. Dan aurat perempuan saat shalat adalah seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan. Itu berarti bahwa menutup aurat adalah WAJIB. Tidak hanya untuk perempuan, tapi juga untuk pria.
 Sebagaimana firman Allah swt dalam surat An-Nur ayat 31 :

ﻭَﻗُﻞْ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﻳَﻐْﻀُﻀْﻦَ ﻣِﻦْ ﺃَﺑْﺼَﺎﺭِﻫِﻦَّ ﻭَﻳَﺤْﻔَﻈْﻦَ ﻓُﺮُﻭﺟَﻬُﻦَّ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﺒْﺪِﻳﻦَ ﺯِﻳﻨَﺘَﻬُﻦَّ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﻇَﻬَﺮَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ۖﻭَﻟْﻴَﻀْﺮِﺑْﻦَ ﺑِﺨُﻤُﺮِﻫِﻦَّ ﻋَﻠَﻰٰ ﺟُﻴُﻮﺑِﻬِﻦَّ ۖﻭَﻟَﺎ ﻳُﺒْﺪِﻳﻦَ ﺯِﻳﻨَﺘَﻬُﻦَّ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﺒُﻌُﻮﻟَﺘِﻬِﻦَّ ﺃَﻭْ ﺁﺑَﺎﺋِﻬِﻦَّ ﺃَﻭْ ﺁﺑَﺎﺀِ ﺑُﻌُﻮﻟَﺘِﻬِﻦَّ ﺃَﻭْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺋِﻬِﻦَّ ﺃَﻭْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀِ ﺑُﻌُﻮﻟَﺘِﻬِﻦَّ ﺃَﻭْ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧِﻬِﻦَّ ﺃَﻭْ ﺑَﻨِﻲ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧِﻬِﻦَّ ﺃَﻭْ ﺑَﻨِﻲ ﺃَﺧَﻮَﺍﺗِﻬِﻦَّ ﺃَﻭْ ﻧِﺴَﺎﺋِﻬِﻦَّ ﺃَﻭْ ﻣَﺎ ﻣَﻠَﻜَﺖْ ﺃَﻳْﻤَﺎﻧُﻬُﻦَّ ﺃَﻭِ ﺍﻟﺘَّﺎﺑِﻌِﻴﻦَ ﻏَﻴْﺮِ ﺃُﻭﻟِﻲ ﺍﻟْﺈِﺭْﺑَﺔِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﺃَﻭِ ﺍﻟﻄِّﻔْﻞِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﻢْ ﻳَﻈْﻬَﺮُﻭﺍ ﻋَﻠَﻰٰ ﻋَﻮْﺭَﺍﺕِ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ۖﻭَﻟَﺎ ﻳَﻀْﺮِﺑْﻦَ ﺑِﺄَﺭْﺟُﻠِﻬِﻦَّ ﻟِﻴُﻌْﻠَﻢَ ﻣَﺎ ﻳُﺨْﻔِﻴﻦَ ﻣِﻦْ ﺯِﻳﻨَﺘِﻬِﻦَّ ۚﻭَﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﺃَﻳُّﻪَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
Artinya :

   Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.



    
    Kita hanya berusaha menjalankan salah satu perintah Allah yaitu menutup aurat. Menutupi apa yang seharusnya ditutupi. Saya tau, mungkin terbersit dalam fikiran anda " Saya hanya menjalankan kewajiban saya sebagai seorang muslim untuk menutup aurat. Namun, mengapa saya harus menerima hujatan?" 


UNTUKMU YANG KERAP KALI DIHUJAT


      Bersabarlah wahai perempuan perempuan tangguh. Apa yang anda lakukan bukanlah suatu kesalahan. Fokuslah memperbaiki diri agar lebih dekat kepada-Nya. Anda pasti merasa lelah dan tertekan, saya tau betul. Menerima hujatan yang terlontar secara manis namun menyakitkan terkadang berdampak buruk terhadap perasaan kita.
     Namun, ingatlah. Bahwa kita menutup aurat bukan karena orang lain, melainkan karena Allah. Tetaplah teguh di jalan-Nya. Tetaplah melangkah selagi itu di jalan yang benar.
     Bila mereka tetap memperlakukan kita dengan kurang baik, anggaplah itu semua sebagai kerikil di perjalanan hidup anda. Anggaplah sebagai rintangan yang harus anda lewati. Orang yang mengolok olok anda, belum tentu lebih baik dari anda. Sebagaimana firman Allah swt di dalam surat Al-Hujurat ayat 11 :


ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻻ ﻳَﺴْﺨَﺮْ ﻗَﻮﻡٌ ﻣِﻦْ ﻗَﻮْﻡٍ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﻻ ﻧِﺴَﺎﺀٌ ﻣِﻦْ ﻧِﺴَﺎﺀٍ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻦَّ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻨْﻬُﻦَّ ﻭَﻻ ﺗَﻠْﻤِﺰُﻭﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻭَﻻ ﺗَﻨَﺎﺑَﺰُﻭﺍ ﺑِﺎﻷﻟْﻘَﺎﺏِ ﺑِﺌْﺲَ ﺍﻻﺳْﻢُ ﺍﻟْﻔُﺴُﻮﻕُ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻹﻳﻤَﺎﻥِ ﻭَﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﺘُﺐْ ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤُﻮﻥَ

Terjemahnya:
"Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim."
   
       
       Hati sangatlah rawan. Apalagi hati seorang wanita. Maka menerima perlakuan tidak mengenakkan seperti dihujat dapat menggores perasaannya. Wajarlah jika wanita menangis, bukan karena cengeng, ia hanya merasa tertekan. Wanita tidak pandai dalam melontarkan perasaan secara blak blakan kepada khalayak ramai. Ia hanya bisa berusaha tabah dan menangis. Ia hanya bisa memohon kepada Allah. 
      Tentunya orang yang menghujat memiliki alasan tertentu. Saya tau. Bisa saja ia ingin memberitahu apa yang salah dalam diri kita. Hanya saja, caranya dalam menyampaikan cenderung menyakitkan. Bukankah lebih indah bila alasan tersebut disampaikan dengan nasihat halus? Karena bila disampaikan dalam bentuk hujatan, hanya akan menggoreskan luka dalam hati seseorang.

    Saya tidak berniat menggurui. Sayapun penuh kekurangan dan sedang dalam tahap perbaikan diri. Saya hanya ingin menyampaikan beberapa pesan yang ingin disampaikan. Jangan anggap saya sudah baik. Saya masih belajar dalam menutup aurat. Saya masih belajar menjadi muslimah yang baik. Maka dari itu, marilah kita memperbaiki diri bersama sama. Biarlah dihujat, asalkan keteguhan kita dalam memperbaiki diri tidak tergoyahkan.






Sumber gambar : Google
*Gambar pertama dari : @duniajilbab

Artikel : Siti Nurhasanah (Me)
*Bila ingin meng-copy-paste harap sertakan nama penulis

*Beri saran di kolom komentar
Wassalammu'alaikum...

Komentar

Postingan Populer